Bagi yang gabut silahkan baca-baca...
Pilih Teman
Atau Komik?
“Kamu kamu kok nggak pernah ngajak teman main kerumah sih?”,tanganku
yang tengah asyik bermain game online sejak tadi pagi,terhenti.
”err...apa salahnya?”,aku malah balik bertanya
Mama yang terlihat jengkel.
“Kamu kan udah SMA harusnya ini masa-masa terindah dalam
hidup kamu main sama temen bukanya baca komik terus!”
“Yah...tapi baca komik juga nggak salah kan?”,aku masih
bertahan dengan pendapatku.Mama menatapku seolah aku butuh pencerahan
“Dulu tuh,hampir semua pelosok sekolah kenal sama Mama!”,aku
mengedikkan bahu acuh,kembali membaca komik dan membiarkan Mama asik dengan
cerita masa lalunya.
“Nah makanya kamu harus kaya Mama! Nih,lihat deh?”.Mama menyodorkan
sebuah buku yang masih terbungkus plastik bening,aku membaca judul yang tertera
di sampulny,
“Apa-apaan judul konyol itu?”
Tanpa persetujuanku,Mama memasukkan buku tersebut ke dalam
kantong kain di tangan kiriku,tempat aku memegang HPku.Lalu Mama mengeluarkan salah
satu novelku dan menaruhnya asal di salah satu rak.”Loh ,Ma?!”
“Kalau kamu beli novel itu ,uang bulanan mau nggak cukup ,”katanya
santai.
“Tapi kan aku nggak mau beli buku konyol itu!?”,Mama
menatapku dengan tatapan tak terbantahkan
“Kamu harus beli buku itu!”,Palu sudah diketuk 3 kali dan
aku tidak bisa menolak perintah mama
~
Tok tok tok....
“Masuk aja Ma,”Aku menguap malas sambil terus menulis,tugas
fisika benar-benar menuntut banyak konsentrasi
“Kok kamu tahu Mama yang ada pintunya?”
Mama masuk sambil membawa nampan berisi brownies yang aku
yakini ia beli dari toko langganan di dekat rumah.
“Aku kan kenyang,”balas ku asal.
Mama tertawa pelan dan meletakkan sembiring brownies
tersebut di atas nampan kemudian Mama melakukan tur Mini di dalam kamarku hal
yang biasa ia lakukan untuk mengecek Apakah kamarku dalam keadaan kapal pecah
atau tidak.
“Loh kok Buku ini belum dibaca?”
Aku mau lirik Sekilas buku bersampul hijau kuning yang
masih terbungkus plastik di tangan mama rupanya buku panduan konyol itu.”Nggak
tertarik,”ujarku tanpa minat.
“Kamu harus baca sayang.”,tiba-tiba mama menaruh buku
tersebut di atas meja belajarku ,menutupi buku fisika aku yang menampilkan
halaman penuh grafik “Ayolah masa kamu mau selamanya jadi kuper kurang
pergaulan sih?”.
Aku menghela nafas perlahan ”Aku baik-baik aja kok Ma,meski
aku kuper, aku masih bisa bersosialisasi kalau ada tugas kelompok”.
Mama menatapku selidik,”Tapi kamu pasti kesulitan buat
nyari kelompoknya kan?”
Binggo...,kenapa Mama juga seperti peramal sih?, aku
memang mudah untuk bekerja sama dengan anggota kelompok ku karena prinsipku
adalah ikut ikut saja dengan semua pendapat teman sekelompok tapi kalau soal
mendapat kelompok itu sendiri apalagi kalau gurunya membebaskan kami untuk
mencari kelompok sendiri bukan ditentukan oleh Nya aku akan kelabakan,
Karena yah... aku memang tidak dekat dengan siapapun di
kelas.
“Nah kan diem aja udah gini deh”,
mama mengambil jeda
sejenak ,
”gimana kalau begini?”
Aku menoleh sepenuhnya pada mama dan mengabaikan tugas
fisika ku Baiklah Mari kita dengar ide absurd apalagi yang bisa Mama Kemukakan
terakhir kali aku mendengar idenya adalah ketika akan memberi Papa kejutan saat
ulang tahun dari Papa berakhir mengomel karena tubuhnya dilumuri telur dan
tepung terigu. Kata Mama sih supaya kekinian .
“Kalau kamu bisa bawa satu teman aja ke rumah ,mama bakal
beliin apa aja yang kamu minta“,
Wow, di luar dugaan ide Mama terdengar normal
dan menggiurkan. Sepertinya Mama tahu kalau akhir-akhir ini aku sering membuka
situs tentang paket komik eksklusif yang sudah ku tunggu-tunggu tanggal
terbitnya harganya lumayan mahal dan bisa menghabiskan uang bulanan ku dalam
sekejap Mama benar membuatku tidak punya pilihan.
“Ya udah deh emang, aku punya pilihan lain selain kata ‘iya’?”,
balasku sambil terkekeh pelan
Mama menepuk Puncak kepalaku sebelum keluar dar kamar.”Mama
cuma mau ada atau tidak adanya kamu itu ada pengaruhnya”, katanya lalu menutup
pintu kamarku.
“Ada atau tidak adanya kamu ada pengaruhnya”.
Hati kecilku merasa tercubit dengan kalimat Mama.
Baiklah, tidak ada salahnya untuk berusaha mencari 1 orang
teman bukan?
~
Senin pagi hari upacara,menyebalkan.Tidaklah kepala
sekolah sadar kalau pidatonya yang sepanjang kereta api membuat kaki
siswa-siswi sepertiku menjadi kebas ?ini penyiksaan kaki namanya.
Selepas upacara aku langsung melesat pergi ke kelas duduk
manis di bangku yang terletak di barisan kedua dari belakang tempat yang cukup
aman untuk melakukan banyak hal seperti membaca komik diam-diam mungkin ?
Satu per satu anak-anak sekelasku mulai berdatangan mereka
lama sekali sampai di kelas karena terlalu banyak mengobrol saat berjalan.Itulah
Salah satu alasan mengapa aku tidak suka bersosialisasi .Menghambat banyak hal
Aku mulai mengeluarkan buku untuk jam pelajaran pertama
dan dahiku mengkerut saat lenganku menyentuh sesuatu di dalam tas aku menarik
benda itu keluar dan mengarang karena sesuatu itu adalah buku panduan bersampul
norak yang ternyata Mama masukkan diam-diam ke tasku.
“Baiklah,Coba kita lihat”.
PANDUAN NOMOR 1: sapalah siapapun (baik yang kau kenal
maupun tidak) dengan senyuman dan lambaian tangan !.
Ha?,bisa-bisa aku dikira gila kalau melakukan ini!
‘Paket Komik Eksklusif....’
Entah datang dari mana suara itu muncul begitu saja di
dalam pikiranku baiklah baiklah akan kucoba demi paket komik eksklusifku!
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas .di sini,
sistemnya adalah setiap murid duduk sendirian tidak ada yang namanya teman
sebangku. Oh!, ada Lala tengah berjalan ke bangkunya yang terletak di sampingku
,saat Lala Menoreh aku memasang Senyum Dan Melambaikan tangan ,reaksinya tidak
Begitu baik Lala malah bingung,
”Lu sehat?”
“Paket Komik Eksklusif....”
Suara itu menjerit di dalam pikiranku menahan untuk
melempar buku panduan bodoh ini dan menginjaknya sampai puas.
Ini akan benar-benar sulit untuk dilakukan.
Aku meringis pelan dan kembali berusaha untuk terlihat
sibuk dengan buku kemudian aku membolak-balikkan halaman buku panduan ibu
dengan lesu.
PANDUAN NOMOR 29:Tanyakan “apa kabar?” kepada siapa pun
yang ada di dekatmu!
Ugh..ini sama bodohnya dengan yang sebelumnya tapi aku
tetap bersikeras menoleh pada Dian yang notabenenya duduk di belakangku dan
mencoba mempraktikan panduan nomor 29
Cewek itu sepertinya setengah tertidur terlihat dari
tangannya yang berusaha menopang dagu nya Aku berdehem kecil sebelum memulai
aksiku
“ehmm, apa kabar Di?”,
seketika dia sadar sepenuhnya dari
semi tidurnya dan menatapku bingung,”hah?, lo bilang apa tadi?”
Oke, di mana Aku meletakkan pundi-pundi kesabaranku ya?
“Enggak lupain aja aku terbalik dan memasukkan buku itu ke
kolong meja Mengapa ikan giant yang masih menatap punggungku dengan tatapan
aneh.
2 percobaan telah gagal mungkin aku bisa mencobanya lagi
saat istirahat nanti semoga tidak berakhir sepayah ini
~Istirahat
Sepertinya waktu yang cocok untuk menjaring teman ,aku
mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas,tidak tidak bukan ide yang baik untuk
nimbrung di salah satu kelompok pertemanan yang asik makan siang sambil
mengobrol. Mungkin peruntungan ku ada di kantin.
Berbekal kalimat paket komik eksklusif ,aku beranjak dari
kelas dan menuju kantin Sesampainya di kantin aku tersenyum lebar dimming yang
tepat kantin masih cukup sepi sehingga aku tidak perlu berdesakan dengan
manusia-manusia kelaparan.
Aku menuju kios tempat penjual gorengan kesukaanku ,cireng
.Oh rupanya dia seorang cewek tengah merogoh kantong bajunya dengan gelisah,berpura-pura
tidak melihat mata aku menyisiri cireng yang baru selesai ditiriskan dari wajan
dan mengambil plastik tempat cireng,
”duh.. perasaan udah gue masukin ke sini “
Aku melirik sekilas dan langsung menyadari apa
permasalahan cewek ini ,
”Maaf Bu Boleh ngutang dulu nggak?”,
Ibu penjaga kios
gorengan terlihat tidak suka mendengar kalimat yang cewek itu lontarkan dengan
nada penuh harap
“Saya bayarnya bareng dia aja Bu, Ini uangnya”,selaku
memecah atmosfer jengkel yang Ibu penjaga gorengan keluarkan eh aku mengabaikan
cewek tersebut dan menoleh
“Sorry ngerepotin !,gue ganti nanti ya kalau udah ke kelas
!”
cewek itu berujar dengan sumringah, aku sendiri hanya menggantikan bahwa Acuh
!tetapi kemudian teringat dengan panduan Nomor 14 yang kubaca tadi Saat
pelajaran bahasa Jepang tengah berlangsung.
PANDUAN NOMOR 14 :Apabila ada kesempatan, langsung
manfaatkan untuk memperkenalkan diri sekaligus menambah teman!
“Ehm,gue Dinda ,lo?”,
Semoga dia tidak menganggapku aneh
awalnya ekspresinya tidak terbaca tetapi kemudian ia mengangguk samar .
“Gue Rena, salam kenal ya dan Makasih ya Din!”
Sepertinya Dia anak yang lumayan super terlihat dari
caranya berbicara Baru saja aku berniat menanyakan kelasnya ,dan menepuk dari ,
“Oh
iya gue lupa ada urusan lu kelas berapa Din nanti gue ke kelas lo buat ganti
uangnya“
Aku menaikkan alis,
“eh kelas 11 IPA 4”
ujarku ,sedikit
canggung Rena pria Oke nanti ya Din gue pasti akan ganti uang loh katanya
sambil berlalu pergi dan Melambaikan tangan membuat ku teringat dengan panduan
nomor 17.
PANDUAN NOMOR 17: Selalu balas lambaian tangan temanmu
meskipun kamu tidak yakin kalau ia sedang Melambaikan tangan padamu jangan lupa
untuk tersenyum!
Tapi kalau sekarang sirena jelas-jelas Melambaikan
tangannya kepadaku maka hal berikutnya yang ku lakukan adalah panduan nomor 17
sambil tersenyum tipis. Akhirnya aku menambah satu teman dalam daftar teman
dadakan ku.
Tiba tiba ada seseorang mencariku di kelas~
“Ada yang namanya Dinda nggak ?”
Beberapa orang yang tersisa di kelas menoleh pada asal
suara termasuk aku yang tengah membereskan barang-barang ku di ambang pintu
kelas Rena tersenyum saat matanya menangkap kuyang menengok pelan aku melirik
buku panduan yang telah membawaku ke titik ini dan menyadari kalau buku itu
terbuka di bagian nomor 5
PANDUAN NOMOR 5: Segera tunda atau selesaikan kegiatan
apapun yang pernah kamu kerjakan agar temanmu tidak merasa diabaikan saat
berbicara !
Aku mempercepat aktivitas beres-beres ku dan mencangklong
tas di pundak brainly yang baru tiba di depan meja aku langsung menyodorkan
selembar uang Rp5.000 ,
”nih, pa pas kan?”
aku mengangguk singkat dan memasukkan
uang dari Rena ke dalam kantong Celanaku sebelum keadaan berubah menjadi
canggung Rena menyangkut dengan jenaka ,
”Mau ke gerbang sekolah bareng nggak ?”,
Eh?,
Jeda selama beberapa detik karena aku terlalu bingung
untuk menanggapinya
“ehm...Boleh aja sih”
jawabku sambil mengangguk kepala yang
tidak gatal
Astaga kemampuan bersosialisasi ku benar-benar payah !
Rena mengangguk sekilas dan memberi gesture untuk
mengikutinya seketika aku merasa semesta memudahkan segalanya
Sepertinya Mama harus segera menyiapkan paket komik
eksklusif ku
“ngomong-ngomong gue jarang lihat lo pas kelas 10 juga
kayaknya nggak pernah”
Rina membuka percakapan saat kami berjalan beriringan
menyusuri koridor yang mulai sepi
Diam-diam aku meringis.
” Eh ya begitulah gue males keluar
kelas “jawabku seadanya.
Rina tidak terlihat terganggu dengan jawabanku karena
ia terus-menerus mengajakku berbicara tentang banyak hal
Awalnya aku memang kesulitan menanggapinya tetapi ternyata
Rina memiliki hobi yang sama denganku apa lagi kalau bukan baca komik?
Tak terasa kami telah tiba di gerbang sekolah
“eh gue duluan ya ,udah dijemput “,Rina tersenyum baru
saja ia akan Beranjak Pergi laki-laki ia menempuh dahinya.
“Oh iya bagi ID Line lu dong “
Ngomong-ngomong tentang sosial media aku jadi teringat panduan
Nomor 3,
PANDUAN NOMOR 3: Kamu wajib punya beberapa sosial media
yang sedang beken di tempatmu
“Oh boleh nih id-nya xxxxx Ya”,
ujarku senang ini kali
pertama bagiku ditanyain ID duluan biasanya aku yang harus menanyakan hal itu
lebih dulu itu pun karena masalah tugas kelompok
Rina mengulang ID Line ku dan mengangguk mantap
“oke nanti
gue duluan ya”
Aku membalas anggukan nya dengan seulas senyum dan lambaian
tangan Entah mengapa kali ini tangan dan wajah aku bergerak begitu saja tanpa
perlu mengingat isi buku panduan itu
Ternyata mempunyai teman itu tidak buruk juga ,ya?.
source : Novel "Pilih Teman Atau Komik?"